Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan ialah berupa pengasapan, yakni teknik yang dipakai untuk membunuh para nyamuk yang melibatkan pemakaian semprotan pestisida murni yang diarahkan oleh sebuah pompa udara.
“Akibat meningkatnya kasus DBD, Dinkes Solok sering melakukan pengasapan atau fogging. Kita lakukan dulu evaluasi di daerah dan dilakukan fogging. Bahkan bulan kemarin banyak laporan dari warga,” kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk cuaca sendiri sebenarnya tidak begitu berpengaruh, hanya saja yang menjadi masalah itu adalah jentik-jentik nyamuknya. Karena musim hujan akan mempermudah nyamuk berkembang biak. Ia juga mengatakan pihaknya terus menggencarkan sosialisasi terkait DBD kepada masyarakat melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di kota setempat.
Dinkes Solok mencatat selama tahun 2022 hingga Oktober ini angka kasus DBD sebanyak 52 kasus. Sementara di tahun lalu hanya 21 kasus. “Nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD sangat menyenangi air bersih untuk berkembang biak, sehingga bak penampungan air harus selalu tertutup rapat,” katanya. (rdr/ant)

















