Ibunda Zul, Nina tetap tegar dalam menemani pengobatan putranya. Meski dalam keterbatasan, ia sekuat tenaga membayar biaya selama dirawat di rumah sakit. “Di rumah sakit, Zul hanya di Infus dan rontgen. Kita habis sekitar 1,8 juta untuk biaya tersebut,” kata Nina menceritakan nasib Anaknya.
Kini, Nina yang tidak memiliki pekerjaan tetap masih mengurusi berkas dokumen kependudukan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi rujukan medis, agar putranya dapat menjalani operasi di RSUD Gunungjati Cirebon. “Sekarang masih ngurusin berkas, karena enggak punya KK ga punya BPJS juga. Entah biaya kesana (RSUD Gunungjati-red) juga gimana,” keluhan Nina.
Belum diketahui pasti waktu untuk menuju rumah sakit di Cirebon. Namun, Nina mengaku tetap berusaha agar kunci di dalam tubuh anaknya bisa diangkat.
4. Kondisi Terkini Bocah Telan Kunci
Direktur RSUD Indramayu, dr Deden Bonni Kuswara, menjelaskan kondisi pasien saat menjalani perawatan tidak mengalami gejala serius. Bahkan, tim medis tidak menemukan gejala yang mengkhawatirkan pada tubuh Zul yang berasal dari Kelurahan Lemahabang, Indramayu, Kabupaten Indramayu tersebut.
Dikatakan Deden, kunci yang bersarang di tubuh Zul sudah masuk ke bagian lambung. Sehingga, pihak rumah sakit harus merujuk ke Zul ke Cirebon untuk menjalani operasi. “Dari hasil rontgen analisanya itu kunci ada di Antumgraster atau di lambung posisi kunci tersebut kemudian dari analisa tersebut perlu dilakukan pengambilan anak kunci itu melalui cara Endoscopy,” katanya.
Keberadaan kunci gembok di dalam lambung Zul dianggap tidak terlalu berbahaya. Namun, perlu ada pengawasan ekstra, sehingga jika terdapat gejala atau infeksi Zul harus segera ditangani.
“Ini sebenarnya bisa ditunggu saja, tapi jika terjadi keterlambatan (merujuk ke RSUD Gunungjati) kita awasi terus menerus. Kalau sampai turun ke usus atau terjadi infeksi pada ususnya akan kita buka disini,” Tegas dokter Deden.
Masalah dihadapi Zul pun cukup pelik. Ia harus bersabar menanti usaha orang tuanya agar dapat merujuk ke rumah sakit di Cirebon. Namun, pihak RSUD Indramayu, berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, agar dapat membantu kesembuhan putra ketiga dari Ibu Nina Listiyana tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait diajukan untuk menjadi peserta PBI atau PBBU pemda jadi klaimnya dibayar oleh pemda. Hanya tidak bisa langsung, aktifnya tanggal 1 Oktober. Kalau dalam perjalanan ada gejala serius nanti si pasien bisa dioperasi di sini saja,” ujar Deden. (rdr/detik.com)
















