Komoditas yang dominan memberi andil terhadap kelompok pengeluaran itu adalah cabai merah, minyak goreng, rokok kretek filter, telur ayam ras, ikan segar dan bawang merah.
Sementara komoditas beras pada Agustus 2022 mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm) karena kenaikan harga gabah sedangkan telur ayam ras mengalami inflasi sebesar 2,87 persen (mtm).
Menurut Margo, pergerakan harga beras dan telur ayam ras sangat penting untuk diperhatikan karena berkontribusi besar terhadap inflasi.
Dia mencontohkan pada Agustus ini harga beras sedikit mengalami peningkatan dan berhasil memberi andil kepada inflasi sebesar 0,016 persen.
Hal serupa terjadi dalam pergerakan harga telur ayam ras yang turut meningkat dengan rata-rata harga pada Agustus sebesar Rp29.014 per kilogram dan memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,022 persen.
Perhatian juga harus diberikan terhadap perkembangan pada harga komoditas yang diatur pemerintah terutama bensin dan bahan bakar rumah tangga mengingat dapat memberikan multiplier efect dalam ekonomi.
“Kalau bahan bakar minyak (BBM) naik itu akan menyebabkan harga-harga di sektor lain juga meningkat dan ini akan berdampak pada inflasi,” tegasnya.
Untuk harga yang diatur pemerintah khususnya tarif listrik pada Agustus 2022 mengalami peningkatan sehingga memberi andil kepada inflasi sebesar 0,04 persen (yoy).
“Kemudian juga untuk bahan bakar rumah tangga di harga diatur pemerintah ini harganya meningkat dibanding tahun lalu secara year-in-year. Andilnya kepada inflasi 0,28 persen,” jelas Margo. (rdr/ant)

















