Andre juga telah berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait persoalan ini dan mendapatkan kabar baik. Kementerian juga melihat solusi yang sama untuk mengurangi kecelakaan di jalur ekstrem itu. “Insya Allah semua pihak telah memberikan respon yang baik terkait hal ini,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Sementara itu, Direktur Operasi III HK Koentjoro, mengakui didatangi Andre Rosiade meminta dicarikan solusi masalah tikungan tajam berbahaya di Sitinjau Lauik. Koentjoro melihat tikungan di tanjakan di jalur Sitinjau Lauik sangat tajam yang sangat membahayakan pengguna jalan.
“Kami dari HK akan mengajukan proposal KPBU ke Kementerian PUPR untuk menjelaskan desain pembangunan yang akan dilakukan. Nantinya, pemerintah akan melakukan pembayaran secara bertahap kepada Hutama Karya,” katanya usai menghadiri pemukulan gong tanda dimulainya kembali pembangunan tol Padang-Sicincin yang telah mangkrak selama 1,5 tahun.
Koentjoro menyebut pembangunan yang akan dilakukan Hutama Karya di Sitinjau Lauik tidak bisa terburu-buru. Karena harus hati-hati. Dengan target pertengahan tahun depan dimulai dan selesai pertengahan tahun 2024.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Andre Rosiade atas dukungannya selama ini kepada kami. Kami akan mengamankan beberapa titik rawan saja. Untuk penilaian kasar proyek ini diperkirakan mencapai Rp1 triliun,” kata Koentjoro.
Sebelumnya diketahui, pemerintah pusat menolak rencana pembangunan jalan Fly Over di Sitinjau Lauik yang diajukan Pemprov Sumbar. Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi mengatakan, menurut Pemerintah Pusat, rencana tersebut akan menelan anggaran yang cukup besar. “Tujuan pembangunan Fly over untuk mengurangi risiko kecelakaan dan kemacetan. Namun karena butuh biaya yang cukup besar, belum bisa diterima,” ujarnya Jumat 18 Juni 2022 lalu. (rdr)

















