Saat ini belum diketahui apakah virus ini bisa menular antarmanusia, kata peneliti. Pengujian terhadap hewan di lokasi yang terdampak mengungkapkan 5 persen anjing dan dua persen kambing tertular. Tikus kemungkinan menjadi pembawa virus LayV setelah 27 persen hewan di lokasi itu positif.
Chuang mengatakan tidak satu pun dari 35 orang tertular itu berkontak dekat atau punya catatan penularan yang sama. Penelusuran kontak menyiratkan tidak ada anggota keluarga dekat atau individu yang tertular setelah berkontak dengan orang terinfeksi virus tersebut.
Chuang juga menuturkan, CDC Taiwan akan bekerja sama dengan penentu kebijakan pertanian untuk mempelajari apakah virus semacam itu ada di spesies yang berada di Taiwan. Sejauh ini wabah ini belum menimbulkan kematian, kata dia.
Peneliti China menemukan virus baru henipa yang bernama Mojiang Paramyxovirus (MojV) pada 2013. Tikus yang banyak berada di bekas tambang tembaga di Provinsi Yunnan ditemukan terinfeksi viru itu. Tiga orang pekerja tambang jatuh sakit dengan gejala pneumonia akut. Mereka kemudian meninggal jauh sebelum ilmuwan tiba di lokasi. Tidak ada hubungan langsung yang dikonfimasi terkait virus tersebut. (rdr/merdeka.com)

















