Keinginan itu kemudian diamini oleh FT sebagai pemilik. BP kemudian memanggil orang yang ahli mesin dan komputer untuk mengubah mesin dispenser untuk dipasangi peralatan pengubah takaran BBM.
“Alat dibuat khusus oleh tim mereka sendiri. Yang mengetahui ini (takaran berubah) hanya sampai pengawas,” kata Kasubdit 1 Indag Dirkrimsus Polda Banten, Kompol Condro Sasongko.
Jika dilihat sepintas, maka tidak akan terlihat mesin asli dispenser yang telah dipasangi alat pengatur takaran BBM. Remote control itu dipegang oleh pengawas SPBU secara bergantian, sesuai jadwal mereka bekerja.
Jika terjadi pengawasan atau tera ulang, maka mesin itu akan berjalan normal. Namun saat melayani konsumen yang membeli bensin, maka pengawas akan menekan remote control dan takaran BBM akan berkurang setiap 10 liternya. “Remote control untuk menghidupkan dan mematikan jika ada pengawasan dan institusi pemerintah,” jelas Condro. (rdr/cnnindonesia.com)

















