“Sedang kami cek, tapi nama-nama inisial aja yang banyak, bukan nama aslinya dipakai. Ada komunitasnya,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, para gay bertransaksi secara online mengunakan aplikasi khusus. Bahkan, mereka juga memiliki sandi-sandi yang hanya dipahami oleh mereka. Untuk eksekusi juga dilakukan di mana saja.
“(Mereka) khusus pakai aplikasi untuk gay ini. Eksekusi bermacam-macam, tergantung permintaan. Bisa di tempat pemesan. Kalau budget sedikit, kadang di tempat sepi aja.
Tarifnya 100 ribu hingga Rp1 juta, ada paket lengkap. Ada sandinya, kalau B (bottom) segini, kalau T (top) segini. Ini sandinya. Kalau jadi cewek B, kalau mau jadi cowok T,” sambung Rico.
Namun, kata dia, antara pemesan dan penjual jasa juga bisa bergantian apakah menjadi sosok perempuan atau laki-laki. Sampai saat ini, pihaknya mendeteksi ada puluhan jasa prostitusi gay di Padang. (*)

















