Dalam perkembangan dunia dan teknologi yang begitu cepat ditambah pandemi adalah merupakan momen yang tepat dan memaksa para pelaku UKM untuk bertransformasi serta berstrategi ulang sampai akhirnya beralih dari offline menjadi online marketing dengan pendekatan branding.
Diharapkan produk yang dihasilkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan pasar sebagai daya tarik untuk memikat konsumen bukan saja menjadi top of mind (selalu diingat) tetapi menjadi top of mean (produk yang berarti di hati konsumen).
“Ini langkah awal untuk bisa brand yang kuat dengan memahami segmen target dan positioning (STP) serta memahami produk, price, place, promotion (4P) hal wajib bagi pelaku mikro sehingga menghasilkan kemasan yang menarik sebagai pintu masuk pertama membangun image di benak konsumen,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha, Kecil dan Menengah Agam, Dedi Asmar menambahkan peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang berasal dari Forum Komunikasi (FK) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Agam 14 orang dan FK UMKM kecamatan 16 orang.
“Peserta merupakan pengurus FK UMKM Agam dan FK UMKM kecamatan,” katanya.
Semua narasumber pelatihan berasal dari Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Diharapkan ilmu yang didapat peserta ini nantinya dapat dikembangkan pada masing-masing kecamatan yang ada di Agam. “Peserta bisa mengembangkan ilmu yang didapat bagi pelaku UMKM di setiap daerah mereka nantinya,” katanya. (rdr/ant)

















