Oleh karena itu dari jauh-jauh hari, banyak Hal sudah dipersiapkan, mengutamakan ketertiban dan kenyamanan selama menempuh arus musik dan balik, maupun ketika berada di kampung halaman. Untuk itu gubernur instruksikan kepada bupati dan walikota agar melarang adanya warga yang minta sumbangan dalam bentuk apapun di jalanan.
“Sudah dua tahun banyak dari saudara-saudara kita ini tidak pulang kampung karena pandemi. Sekarang situasi sudah jauh lebih baik, perkiraan 1.8 juta perantau akan mudik ke Sumatera Barat. Untuk itu perlu kita sambut kedatangan saudara-saudara kita ini.”
“Kita berikan kenyamanan di jalanan kepada perantau dengan tidak dibolehkannya aktifitas minta sumbangan di jalan raya dengan dalih apapun. Minta sumbangan itu disamping melanggar UU Lalu Lintas, juga beresiko menimbulkan kemacetan dan bahkan rawan menimbulkan kecelakaan,” sebut Buya Mahyeldi.
Selain itu, Buya melanjutkan, “Mudik lebaran tahun ini sekaligus menjadi momentum kebangkitan ekonomi, utamanya di sektor UMKM dan pariwisata.”
“Oleh sebab itu perlu dijaga, kalau saudara-saudara kita ini merasa senang dan nyaman, mereka menghabiskan waktu yang lebih lama di sini untuk jalan-jalan dan belanja, sehingga diharapkan dapat menjadi penggerak bagi roda ekonomi masyarakat,” lanjutnya.
Sementara itu menjelang libur lebaran, Wakil Gubernur, Audy Joinaldy juga menghimbau agar pemudik memastikan rumah yang ditinggal selama mudik dalam kondisi aman, untuk mencegah musibah kebakaran yang kerap terjadi di musim mudik lebaran.
“Selamat mudik, pastikan rumah yang ditinggal dalam kondisi aman. Sampai hari ini Alhamdulillah belum terdeteksi kemacetan di Sumbar, oleh karena itu tetap patuhi aturan lalu lintas sepanjang perjalanan, agar tidak ada macet, apalagi kecelakaan,” tutup Wagub. (rdr)





















