“Kami berharap para Nazhir yang mengikuti pelatihan ini bisa mendapatkan predikat yang kompeten, sehingga nantinya akan makin banyak Nazhir-nazhir yang trustable dan berpengaruh pada peningkatan semangat masyarakat untuk berwakaf,” kata Nurul.
Lebih lanjut Nurul Huda menjelaskan, Sumatra Barat menjadi sebuah percontohan karena telah banyak Nazhir yang mengikuti asesmen wakaf yang diselenggarakan oleh LSP BWI. Hal tersebut dinilai sangat baik karena akan menjadi pendorong bagi kemajuan perwakafan di wilayahnya.
“Alhamdulillah, Sumbar menjadi role model dalam kompetensi Nazhir karena sebelumnya sudah banyak yang ikut (pelatihan dan sertifikasi Nazhir) dan kompeten, tentu kedepannya akan lebih mantap lagi jika mengikuti pelatihan level selanjutnya sebagai asesor,” pungkas Nurul.
LSP BWI merupakan lembaga sertifikasi profesi Nazhir wakaf pertama di dunia. Dalam melakukan sertifikasinya, LSP BWI menggunakan standar kompetensi Indonesia nomor 47 tahun 2021 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kategori aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial golongan pokok aktivitas sosial di luar panti bidang pengelolaan wakaf.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan bisa memberikan output pada peningkatan peran Nazhir dalam memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya secara merata di seluruh Indonesia. Sertifikasi Nazhir juga akan berpengaruh pada kualitas lembaga pengelola wakaf dan strategi pemanfaatan wakaf untuk disalurkan hingga ke pelosok bahkan luar negeri dengan potensi wakaf yang besar di Indonesia. (rdr)

















