Menurutnya rumah warga yang mengungsi di tenda darurat itu semuanya rusak dan tidak bisa dihuni lagi. Mereka masih khawatir dengan gempa susulan yang lebih besar dan adanya longsor karena daerah Timbo Abu sudah berada di kaki Gunung Talamau. “Gempa susulan masih sering kami rasakan dalam skala kecil. Mudah-mudahan tidak ada gempa yang lebih besar lagi.
Sementara Ketua DPRD Pasaman Barat Erianto mengatakan akan terus berupaya memberikan bantuan kepada para pengungsi. “Kita akan koordinasikan dengan pihak PLN dan PDAM serta bagaimana mendatangkan air bersih ke lokasi. Hari ini kita menyerahkan bantuan kebutuhan bagi pengungsi,” katanya.
Dampak kerusakan Infrastruktur yakni rusaknya jalan Provinsi Simpang Empat – Panti kilometer 18 sampai dengan kilometer 20, rusaknya aprit jembatan Batang Parhiasan dan Batang Kuranji Kajai, serta rusaknya pipa saluran air bersih dan irigasi. Selain itu kerusakan pada bidang sarana dan prasarana umum, diantaranya 15 rumah ibadah rusak baik sedang dan berat, 5 unit Sekolah SD dan SLTP di Kecamatan Talamau dan Kinali rusak sedang dan berat.
Selanjutnya 10 unit kantor pemerintahan dan sarana pendukungnya rusak ringan dan berat, 500 rumah penduduk baik ringan sedang dan berat. Selain itu data korban luka ringan saat ini sebanyak 42 orang, luka berat sebanyak 22 orang, dirawat di puskesmas 22 orang, dirujuk ke Rumah Sakit M.Djamil Padang sebanyak 5 orang dan korban meninggal dunia sebanyak 5 orang.
Sebanyak 10.700 orang saat ini mengungsi di tujuh titik posko pengungsian yang disiapkan Pemkab Pasaman Barat. Diantaranya Jorong Timba Abu sebanyak 1.500 orang, Jorong Mudik Simpang sebanyak 1.500 orang, lapangan bola Limpato 2.500 orang, lapangan bola Kampung Tangah sebanyak 2.000 orang, lapangan bola Sukamenanti sebanyak 500 orang dan halaman Kantor Bupati sebanyak 2.800 orang. (ant)

















