“Evaluasi dari SOAT akan kami gunakan untuk meningkatkan kualitas latihan, terutama dalam menghadapi Porprov yang sempat vakum cukup lama. Target kami, panahan Sumbar tampil kompetitif dan berprestasi,” ujar Nanda.
Sementara itu, Ketua Panitia SOAT 2025 Anton Wijaya mengatakan turnamen yang berlangsung sejak 26 hingga 28 Desember 2025 ini mempertandingkan nomor barebow, recurve, dan compound, mulai dari kategori usia dini, pelajar, hingga umum, termasuk nomor mix team.
“Alhamdulillah, seluruh pertandingan berjalan lancar dan sesuai jadwal. Antusiasme klub dan daerah cukup tinggi, dan kualitas pertandingan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Anton.
Ia berharap SOAT dapat terus menjadi agenda rutin dan acuan pembinaan panahan di Sumatera Barat.
“Kami ingin SOAT menjadi ajang yang konsisten, profesional, dan bisa melahirkan atlet-atlet yang siap tampil di Porprov maupun level nasional,” ujarnya.
Sepanjang kejuaraan, sejumlah atlet tampil menonjol, di antaranya M. Alif Athallah dari Hilal Archery Club dan Michelia Burairah dari Perpani Bengkulu yang konsisten merebut medali emas di beberapa nomor.
Dari tuan rumah, SPAC dan KPP Payakumbuh mendominasi podium di berbagai kategori nasional dan recurve.
SOAT 2025 menjadi salah satu turnamen panahan terbesar di Sumatera pada akhir 2025 dan diproyeksikan sebagai bagian penting dari persiapan menuju Porprov Sumatera Barat 2026. (rdr)
















