Dari Posko Nasional BNPB di Halim Perdanakusuma, tercatat 1.370 ton logistik telah diterima, dengan 1.361 ton di antaranya sudah disalurkan ke wilayah terdampak.
Distribusi ke Aceh mencapai 37,4 ton melalui jalur udara, Sumatra Utara 8,7 ton melalui jalur darat, dan Sumatra Barat 6,1 ton juga melalui jalur darat, seiring membaiknya akses jalan nasional.
BNPB memastikan tambahan dukungan logistik dari berbagai kementerian, lembaga, dan organisasi masyarakat akan terus berdatangan untuk memperkuat cadangan bantuan di daerah terdampak.
Pembangunan hunian sementara (huntara) di tiga provinsi dipercepat dengan pola kerja hingga 18 jam per hari. Di Aceh, dari 18 kabupaten/kota terdampak, 10 kabupaten/kota membangun huntara, sembilan di antaranya dibiayai pemerintah dan satu dibiayai mandiri oleh pemerintah daerah.
Enam kabupaten telah menetapkan lokasi pembangunan, sementara dua lainnya masih dalam proses identifikasi lahan.
Di Sumatra Utara, empat kabupaten/kota telah berproses, termasuk Sibolga dan Tapanuli Utara. Sementara itu, Sumatra Barat mencatat progres pembangunan huntara paling cepat, dengan pembangunan berjalan di Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kota Payakumbuh.
BNPB mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap dinamika cuaca. Bersama BMKG dan TNI, BNPB terus melakukan operasi modifikasi cuaca.
Meski hujan secara umum berkurang signifikan dalam satu bulan terakhir, beberapa wilayah masih berpotensi mengalami hujan intensitas tinggi dan banjir susulan.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus mempercepat pemulihan pascabencana melalui sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat, agar kehidupan warga di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dapat segera pulih dan kembali berjalan normal. (rdr/bakomri)















