“Hal ini telah kami laporkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” katanya.
Ia menambahkan KKP melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam telah meninjau langsung dampak bencana terhadap sektor perikanan di Pariaman pada awal Desember lalu.
Pemerintah Kota Pariaman juga telah mengajukan permohonan kepada KKP untuk kembali membantu pengisian sungai-sungai restocking dengan bibit ikan lokal guna mendukung ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi masyarakat.
Diketahui, Kota Pariaman merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang terdampak cuaca ekstrem pada periode 21–28 November. Pemerintah kota mencatat banjir terjadi di 121 titik, longsor di enam lokasi, serta puluhan pohon tumbang.
Selain itu, lima ruas jalan dilaporkan amblas, satu jembatan rusak, 45 unit sekolah terdampak, dan sejumlah dinding penahan sungai mengalami kerusakan. Banjir juga merendam sekitar 25 hektare ladang dan ratusan hektare lahan sawah. (rdr/ant)

















