PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman, Sumatera Barat, mencatat sedikitnya 810 hektare lahan sawah dari total sekitar 1.627 hektare persawahan di daerah tersebut mengalami gagal panen akibat terendam banjir yang dipicu bencana hidrometeorologi pada akhir November lalu.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Marlina Sepa di Pariaman, Rabu, mengatakan kondisi sawah yang terdampak bervariasi, mulai dari tanaman padi yang hanyut hingga terendam saat fase pembungaan dan penyerbukan sehingga tidak dapat menghasilkan gabah.
“Kondisinya bermacam-macam, ada yang hanyut dan ada yang terendam saat fase pembungaan dan penyerbukan sehingga tidak bisa menghasilkan padi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebagian padi yang seharusnya memasuki masa panen juga terendam air banjir dalam waktu lama sehingga menghitam dan tidak layak dikonsumsi.
Akibat bencana tersebut, kerugian yang dialami petani di Kota Pariaman diperkirakan mencapai lebih dari Rp900 juta.
Marlina mengatakan pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut kepada Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk meminta bantuan agar petani dapat kembali menanam padi, mengingat sebagian besar modal petani telah habis.
“Data sudah masuk ke Kementan RI. Pariaman akan mendapatkan bantuan Optimasi Lahan (Oplah). Biasanya dalam program Oplah petani mendapatkan benih, dan mudah-mudahan juga mendapatkan pupuk,” katanya.

















