Di Pasar Sungai Liput, misalnya, suara musik mulai terdengar dari pengeras suara milik warga, menandakan energi listrik telah kembali menyala dan dapat diakses.
Kondisi pasar menunjukkan aktivitas jual-beli yang mulai bergeliat. Para pedagang bahan pokok, sayur-mayur, hingga penjual bahan bakar eceran telah membuka lapak mereka di bagian depan pasar.
Walaupun operasional pasar belum sepenuhnya normal, kehadiran para pedagang dan pembeli memberikan harapan baru bagi pemulihan ekonomi lokal.
Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah akibat terjangan banjir bandang November lalu.
Bencana ini tidak hanya melumpuhkan akses jalan dan mematikan aliran listrik, tetapi juga merusak 439 sekolah serta puluhan ribu rumah warga.
Saat ini, sinergi antara pembersihan jalan menggunakan alat berat dan pulihnya fasilitas umum menjadi kunci utama agar kehidupan masyarakat Aceh Tamiang kembali normal seperti sedia kala. (rdr/bakomri)

















