Untuk wilayah Sumatera Utara, pembersihan material kayu di Sungai Garoga telah berlangsung hampir 20 hari dan kini menyisakan kurang dari 20 persen dari kondisi awal.
Meski demikian, akses menuju lokasi yang sulit masih menjadi kendala kedatangan alat berat. Tim gabungan Kemenhut, TNI, dan Polri dikerahkan untuk melakukan normalisasi sungai, pembangunan jembatan darurat, serta pembersihan rumah warga dan fasilitas umum.
Rohmat juga mengarahkan agar material kayu yang telah dibersihkan dapat dimanfaatkan secara tepat.
“Silakan diatur dan dialokasikan kayu-kayu yang dibersihkan ini, mana yang dibuang ke TPA dan mana yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan hunian sementara bagi korban banjir,” ujarnya.
Terkait potensi bahaya kayu yang masih berada di hulu sungai, Rohmat meminta langkah antisipatif segera dilakukan.
“Kayu yang masih berada di hulu Sungai Garoga harus dipantau dengan drone dan dicari akses untuk menjangkaunya. Kayu-kayu tersebut perlu dicacah agar mengurangi potensi terjangan kayu jika curah hujan kembali meningkat,” katanya. (rdr/ant)

















