Rifda menambahkan, bencana hidrometeorologi yang terjadi telah berdampak signifikan terhadap infrastruktur sumber daya air.
Tercatat, 24 unit bendung irigasi terdampak, serta kerusakan pada bangunan penguatan tebing (seawall) dan jaringan irigasi.
“Total panjang kerusakan akumulatif mencapai 6,9 kilometer untuk seawall dan 3,5 kilometer untuk saluran irigasi.”
“Saat ini perbaikan sudah kita mulai secara bertahap, bersamaan dengan normalisasi sungai dan pengerukan sedimen sisa banjir bandang,” jelasnya.
Mengingat besarnya dampak kerusakan, Rifda mengakui proses pemulihan akan membutuhkan waktu cukup panjang dan dukungan anggaran yang besar.
Oleh karena itu, atas arahan Gubernur Sumbar, koordinasi intensif terus dilakukan dengan Balai Wilayah Sungai Kementerian PU serta BUMN Karya untuk memperkuat dukungan tenaga dan peralatan di lapangan.
“Hasil koordinasi tersebut cukup efektif. Dua unit alat berat yang saat ini bekerja di Batu Busuak merupakan dukungan dari Hutama Karya Infrastruktur, hasil komunikasi langsung Bapak Gubernur,” tutup Rifda. (rdr/adpsb/bud)





















