Ia menambahkan, total warga yang rumahnya rusak berat, berada di zona merah sepanjang aliran sungai, serta di kawasan tepi bukit rawan longsor mencapai 539 KK. Namun, sebanyak 63 KK di antaranya memilih tidak direlokasi.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan survei detail di masing-masing lokasi karena pembangunan huntara segera dilaksanakan bekerja sama dengan TNI.
“Material bangunan akan mulai tiba pekan ini dari Jakarta dan Padang. Setibanya di lokasi, pembangunan hunian sementara langsung dilakukan dan ditargetkan selesai menjelang akhir Desember 2025,” katanya.
Rinaldi menambahkan, huntara yang dibangun bertipe 21 dan dilengkapi dapur, akses jalan, serta fasilitas pendukung lainnya. Pembangunan tersebut didanai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hunian sementara ini akan menjadi tempat tinggal sementara bagi korban bencana sambil menunggu pembangunan hunian tetap yang direncanakan mulai dilaksanakan pada 2026. (rdr/ant)





















