Andre Rosiade mengimbau masyarakat agar tetap sabar dan waspada menghadapi musibah ini. Ia menegaskan bahwa keselamatan pengungsi menjadi prioritas utama, disertai dengan pemenuhan kebutuhan logistik, serta jaminan keamanan dan kenyamanan warga di lokasi pengungsian. Ia juga menekankan pentingnya kehadiran pemerintah di tengah situasi darurat agar warga tidak merasa sendirian menghadapi bencana.
Selain penanganan darurat, Andre Rosiade menyoroti perlunya langkah mitigasi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terulang. Ia mendorong dilakukan normalisasi Sungai Batang Kuranji yang dinilai semakin dangkal akibat timbunan material.
“Mesti diminta. Nah, mesti dinormalisasi itu,” kata Andre Rosiade menanggapi keluhan warga.
Ia juga meminta agar kondisi di bagian hulu sungai mendapat perhatian serius serta membuka kemungkinan kajian relokasi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana.
Terkait penanganan pascabencana, Andre Rosiade menegaskan komitmen Pemerintah Pusat melalui Kementerian PU dan BNPB. Untuk wilayah Sumatera Barat, telah disiapkan anggaran sekitar Rp13,52 triliun guna mendukung rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-tanggap darurat, mencakup perbaikan jembatan, jalan, jaringan irigasi, serta fasilitas PDAM.
Terkait kebutuhan pengungsi, Andre Rosiade menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Padang telah menyiapkan hunian sementara berupa 80 unit rumah serta satu rusunawa di Lubuk Buaya, tepatnya di belakang Kantor Kecamatan Koto Tangah, yang dapat menampung sekitar 30 KK dan saat ini dilaporkan telah terisi penuh. Selain itu, masih tersedia alternatif hunian sementara lainnya di kawasan Simpang Haru.
“Yang paling penting sekarang masyarakat selamat dulu. Pemerintah harus hadir dan memastikan warga terlindungi,” tutup Andre Rosiade. (rdr)





















