PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Banjir meluluhlantakkan belasan ribu hektare lahan pertanian masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dengan kerugian lebih dari Rp6 miliar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Madrianto menyampaikan, pemerintah kabupaten telah menyiapkan langkah konkret dengan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.
”Dengan begitu dampak sosial jangka panjang bisa teratasi,” ungkapnya di Painan, Kamis 10 Desember.
Tingginya curah hujan yang terjadi pada 21 November-22 November 2025 memicu banjir bandang di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Barat dan ditetapkan sebagai bencana daerah.
Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terdampak menetapkan masa tanggap darurat hingga 15 Desember. Peristiwa itu berdampak terhadap rusaknya infrastruktur publik.
Tidak hanya itu, banjir juga turut meluluhlantakkan ribuan hektare lahan pertanian warga, sehingga terancam gagal panen. Ribuan ternak pun tak luput dari ganasnya terjangan banjir.
Madrianto melanjutkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pesisir Selatan nomor 100.3.3.2354/Kpts/
BPT-PS tanggal 24 November 2025 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor menetapkan besaran lahan yang terdampak.
Lahan terdampak paling banyak adalah area persawahan yang lebih dari 15 ribu hektare. Lahan pertanian jagung lebih kurang 550 hektare, sayur 3 hektare dan ribuan ternak lainnya yang terdapat di 10 kecamatan.
”Ini sudah berdasarkan koordinasi dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di kecamatan terdampak,” ungkapnya.
Menurutnya selain penetapan tanggap darurat dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pertanian, untuk jangka pendek pemerintah kabupaten juga berkoordinasi dengan pihak-pihak lain
.
Upaya itu guna mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat secara sosial maupun ekonomi, sehingga dampak banjir bisa diminimalisir sedemikian rupa.
”Kami tentu berupaya semaksimal mungkin agar masyarakat kembali bisa beraktifitas sebagaimana mestinya,” tutupnya. (rdr/teddy)





















