Pascakejadian lindu tersebut hingga pukul 09.00 WIB terekam gempa vulkanik tektonik sebanyak 227 kali kejadian.
Selama 2025, Badan Geologi mencatat pemunculan swarm sebanyak empat kali yaitu pada 8 April, 25 Juli, 23 September dan 9 Oktober.
Sebaran episenter swam gempa vulkanik tektonik memperlihatkan periode 23 September lebih menkluster di area kawah daripada periode 8 April dan 25 Juli.
Demikian pula dengan kedalaman swarm gempa vulkanik tektonik periode 23 September lebih dangkal dari periode 8 April dan 25 Juli 2025.
Pemunculan gempa ini mengindikasikan adanya migrasi atau perpindahan magma dari kantong magma dalam ke arah permukaan.
Sedangkan pemunculan fenomena swarm vulkanik tektonik adalah indikator akan ketidakstabilan kondisi vulkanik yang terkadang diikuti oleh erupsi. (rdr/ant)





















