Bersama dua pemimpin daerah, dia langsung ke lapangan. Bertemu para pengungsi. Memastikan semua akan membaik. Tak “kosong-kosong” Andre datang sebagai penyejuk, pembawa sitawa-sidingin.
Tak ada lagi keraguan kepada Andre. Andre datang dan benar-benar bermanfaat. Andre juga bergerak di level kebijakan. Ia mendampingi Presiden Prabowo Subianto meninjau korban banjir di Padang Pariaman.
Ia bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau Agam. Ia bertemu Menteri Perumahan Maruarar Sirait untuk mempercepat pembangunan kembali 13.000 rumah warga.
Ia bertemu Menteri PU Dody Hanggodo untuk memastikan jalan nasional Lembah Anai segera diperbaiki. Membawa Menteri Dody langsung ke sana.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Andre tidak hanya hadir di lapangan, tetapi juga menjadi jembatan antara rakyat Sumbar dan pemerintah pusat.
Ia memastikan suara masyarakat terdengar di Senayan dan di meja para menteri. Politik yang ia jalankan bukan sekadar simbol, tetapi benar-benar eksekusi.
Lebih jauh, Andre berani menyentuh akar masalah. Ia mendukung langkah Gubernur Sumbar Mahyeldi memberantas pembalakan liar dan tambang ilegal.
Ia membawa bukti visual kerusakan hutan, dari kayu gelondongan hingga citra satelit. Sikap ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya fokus pada bantuan darurat, tetapi juga pada solusi jangka panjang agar bencana tidak terus berulang.
Secara politik, langkah Andre memperkuat posisi Gerindra di Sumbar. Dengan mengaitkan setiap aksi pada komitmen Presiden Prabowo, ia menegaskan bahwa partai hadir di tengah rakyat.
Kehadirannya bersama kepala negara dan wakil presiden menempatkannya sebagai figur strategis. Di akar rumput, aksi nyata seperti membagikan sembako di hampir semua lokasi bencana memperkuat ikatan emosional dengan masyarakat.
Andre Rosiade telah menjadikan politik sebagai kerja nyata. Ia hadir di dapur umum, di sekolah pengungsian, di kampung halaman. Ia mendengar, ia bertindak. Politiknya adalah politik lapangan, politik yang menyentuh manusia.
Di tengah derita rakyat Sumbar, politik semacam inilah yang paling dibutuhkan. Politik yang memberi harapan, bukan sekadar janji. Politik yang menyulam kembali rasa percaya bahwa wakil rakyat benar-benar ada untuk rakyatnya. (Wartawan Utama)



















