Rudy menegaskan Pemkab Padang Pariaman berkomitmen mempercepat penanganan pascabencana, termasuk pemulihan tempat tinggal, infrastruktur, dan layanan dasar masyarakat.
Cuaca ekstrem yang terjadi pada 22–28 November 2025 menyebabkan bencana hidrometeorologi melanda seluruh 17 kecamatan di Padang Pariaman. Dampaknya antara lain 80 lokasi banjir dengan ketinggian air 50–400 sentimeter, 72 titik longsor, serta 37 titik angin kencang.
Sebanyak 34.058 jiwa terdampak bencana, di mana 4.847 jiwa atau 1.182 keluarga sempat mengungsi. Hingga kini masih terdapat 377 jiwa atau 115 keluarga yang bertahan di posko pengungsian karena rumah mereka tidak lagi dapat ditempati. Sebagian warga juga menumpang di rumah keluarga. (rdr/ant)





















