“Sebanyak 23 korban meninggal belum teridentifikasi oleh pihak kepolisian,” tambahnya.
Upaya pencarian terhadap korban yang masih hilang akan dilanjutkan pada Rabu (10/12) oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Agam, TNI, Polri, Basarnas, PMI, serta para relawan. Pencarian menggunakan alat berat karena para korban diduga tertimbun material banjir bandang berupa tanah dan pohon.
“Kami berharap seluruh korban dapat segera ditemukan,” ujarnya.
Selain korban meninggal, sebanyak 13 orang masih menjalani perawatan, 4.117 warga mengungsi, dan 988 orang masih terisolasi. Dampak kerusakan juga meluas, meliputi:
- Rumah rusak ringan: 493 unit
- Rumah rusak sedang: 359 unit
- Rumah rusak berat: 600 unit
- Tempat ibadah terdampak: 11 unit
- Jembatan rusak: 67 titik
- Jalan rusak: 49 titik
- Fasilitas pendidikan: 99 unit
- Irigasi rusak: 125 unit
- Bendungan: 18 unit
- Ternak mati: 6.025 ekor
- Lahan pertanian rusak: 1.813,70 hektare
Rahmat menyebut total kerugian mencapai Rp682,35 miliar akibat banjir bandang, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang melanda Kabupaten Agam. (rdr/ant)




















