“Distribusi bantuan sempat terhambat akibat kemacetan dan beberapa insiden, termasuk kecelakaan ambulans. Namun, kami terus mencari alternatif agar suplai logistik tetap terjaga,” ujarnya.
Kondisi keamanan selama masa tanggap darurat dilaporkan tetap kondusif. Tidak ada penjarahan yang terjadi. Pemerintah juga memastikan ketersediaan makanan melalui dapur umum dan distribusi bantuan dari berbagai lembaga.
“Ada beberapa rumah kosong yang sempat dimasuki orang tidak dikenal, tetapi tidak ada kasus besar. Warga juga membawa barang-barang berharga saat mengungsi,” katanya.
Menutup pernyataannya, Wali Kota berharap kementerian terkait segera menyetujui proposal yang diajukan, terutama terkait pembangunan hunian tetap dan relokasi warga terdampak.
“Kami telah mengajukan proposal kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan berkomunikasi langsung dengan Menteri. Walaupun Lembah Anai bukan wilayah kami, kami perjuangkan tetap mendapat perbaikan karena akses itu vital. Tanpa itu, masyarakat kami bisa terisolasi,” ujarnya.
Diketahui, Pemkot Padang Panjang merilis pembaruan data bencana pada 6 Desember 2025 pukul 09.00 WIB. Laporan tersebut mencakup jumlah korban jiwa, warga hilang, kerusakan fasilitas umum, kerugian materi, hingga dampak terhadap pertanian dan fasilitas pendidikan.
Data menunjukkan total 41 korban meninggal dunia, terdiri atas Warga Padang Panjang: 22 jiwa, Warga luar Padang Panjang: 17 jiwa, dan Korban belum teridentifikasi: 2 jiwa.
Sementara itu, pengaduan orang hilang mencapai: Warga Padang Panjang: 34 jiwa dan Warga luar Padang Panjang: 19 jiwa (Tercatat tambahan angka 15 jiwa tanpa keterangan judul).
Kerusakan fasilitas umum cukup luas dan meliputi bangunan fasilitas umum: 3 jenis, jalan: 520 meter, DAM: 38 meter, irigasi: 470 meter, jembatan: 42 meter, rumah ibadah: 4 unit, dan fasilitas kesehatan: 1 unit. Total kerugian akibat kerusakan fasilitas umum ditaksir mencapai Rp79 miliar.
Sebanyak 16,17 hektare lahan pertanian milik 28 kelompok tani terdampak bencana, dengan nilai kerugian mencapai Rp631 juta.
Bencana tersebut menyebabkan kerusakan rumah warga dengan rincian rusak berat: 41 unit, rusak sedang: 16 unit, dan rusak ringan: 196 unit. Total kerugian akibat kerusakan permukiman mencapai Rp5,3 miliar.
Sebanyak ±130 jiwa dari 38 kepala keluarga masih mengungsi di dua lokasi: Silaing Bawah: 87 jiwa (27 KK) dan Islamic Center: 43 jiwa (11 KK). Pemkot melaporkan bahwa sumbangan masyarakat hingga kini telah mencapai Rp129.644.000.
Kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas pendidikan, dengan rincian: Sekolah Dasar (SD): 8 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP): 4 unit, dan Kelompok Bermain (KB): 2 unit. Total kerugian di sektor pendidikan ditaksir sebesar Rp2,3 miliar. (rdr/komdigi)

















