Sektor ekonomi produktif masyarakat juga mengalami kerusakan luas, terutama pada lahan pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Kemudian, sejumlah ruas jalan dan jembatan juga mengalami kerusakan, sehingga akses menuju lokasi terdampak menjadi terkendala dan memengaruhi distribusi bantuan dan mobilitas warga di sejumlah daerah.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
- Sawah terdampak: 6.749 hektare
- Lahan terdampak: 6.713 hektare
- Kebun terdampak: 1.031 hektare
- Kolam ikan terdampak: 10.486 unit
Kerusakan Sarana dan Prasarana Vital
- Ruas jalan terdampak: 172 ruas
- Jembatan terdampak: 46 unit
Ia menyebut, perkiraan total kerugian material sementara mencapai Rp1.766.715.469.355, dengan rincian:
- Rumah masyarakat: Rp451.242.880.850
- Pelayanan dasar (faskes, rumah ibadah, kantor pemerintah, sekolah): Rp26.944.102.000
- Sektor sosial ekonomi: Rp1.086.951.741.505
- Sarana prasarana: Rp201.576.745
“Perkiraan kerugian mencapai 1,76 triliun. Angka ini masih bersifat sementara karena kita masih terus melakukan verifikasi lapangan.”
“Yang lebih penting saat ini adalah memastikan seluruh masyarakat terdampak mendapatkan layanan, perlindungan, dan bantuan yang tepat serta cepat,” ujar Sekdaprov Sumbar.
Arry menutup penjelasannya dengan mengajak seluruh pihak untuk memperkuat sinergi dalam penanganan darurat dan pemulihan jangka menengah.
Sembari memastikan komunikasi dengan Pemerintah Pusat tetap lancar agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana bisa berjalan cepat dan lancar.
“Sumatera Barat adalah daerah yang tangguh. Dengan kebersamaan, gotong royong, dan doa, kita akan mampu melewati ujian ini.”
“Pemerintah Pusat juga sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh baik dalam penanganan darurat, maupun saat rehap rekon nantinya,” tutupnya. (rdr/adpsb/bud)

















