“Kami sendiri tidak percaya kabar itu. Tidak mungkin TNI mengawal pihak yang hendak melakukan tindakan yang berpotensi melanggar hukum,” kata Kresno.
Sebagai langkah antisipasi, perusahaan menghubungi aparat kepolisian dan pemerintah daerah. Satu unit mobil polisi ditempatkan di area perusahaan sebelum kejadian.
Namun situasi memanas ketika sekelompok masyarakat masuk melalui portal perusahaan.
“Mereka masuk begitu saja. Tentu kami harus menjaga diri dan mempertahankan aset penting seperti dokumen, uang, komputer, dan peralatan yang ada di kantor,” jelasnya.
Bentrokan pun terjadi sebelum akhirnya diredam aparat. “Kami sudah visum enam orang dan langsung membuat laporan polisi. Kami siap mengikuti proses hukum sampai selesai,” kata Kresno.
Manajemen PT Inang Sari juga menepis kabar bahwa mereka mendatangkan kelompok preman. “Tuduhan itu tidak berdasar,” tegasnya.
Selain itu, perusahaan membantah keras rumor keterlibatan anggota TNI dalam kericuhan.
“Tidak ada keterlibatan TNI. Mereka justru sedang berada di lokasi bencana. Dua anggota TNI yang datang siang hari itu malah ikut menengahi dan datang dengan baik-baik,” jelasnya.
Baik masyarakat maupun perusahaan kini menunggu kelanjutan penyelidikan. PT Inang Sari menyatakan siap menjawab seluruh laporan yang masuk dan menyerahkan proses sepenuhnya kepada pihak berwenang. (rdr)

















