Bendungan Gunung Nago juga mengalami kerusakan serupa. Intake jalur kanan yang mengairi sawah di Kecamatan Nanggalo—meliputi Kelurahan Gunung Sarik, Sungai Sapih, Kalumbuk, dan Korong Gadang—turut jebol. Hal yang sama terjadi pada intake jalur kiri yang menyuplai air untuk Kelurahan Piai Tangah, Pisang, sebagian Binuang Kampung Dalam, sebagian Cupak Tangah, serta sebagian Padang Timur, Kuranji, dan tiga kelurahan di Lubuk Begalung.
“Melalui irigasi Gunung Nago ini, sawah yang berpotensi terdampak kekeringan lebih luas, sekitar 2.000 hektare,” ujarnya.
Dinas Pertanian Padang telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) V untuk merespons situasi tersebut. Kelompok tani di Koto Tangah meminta agar pasokan air dipulihkan menggunakan pompa besar karena sebagian padi baru memasuki masa pertumbuhan.
Namun, BWS V menyarankan agar tidak menggunakan pompa besar karena biaya operasional terlalu tinggi, dan merekomendasikan pemasangan batu beronjong agar air dapat kembali masuk ke saluran irigasi. Sementara itu, perbaikan bendungan Koto Tuo dan Gunung Nago menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
Di sisi lain, sekitar 357 hektare sawah dilaporkan sudah mengalami puso atau gagal panen, termasuk di Kelurahan Kuranji yang tertimbun lumpur. Jumlah lahan puso diperkirakan bertambah jika kekeringan terus berlanjut dan tanaman padi tidak berkembang. (rdr/ant)

















