Bencana tersebut juga merusak sejumlah fasilitas dan permukiman, di antaranya:
- 6 fasilitas ibadah terendam,
- 1 fasilitas pendidikan terendam,
- 17 rumah rusak,
- 13 rumah hanyut,
- 3 fasilitas pendidikan rusak,
- serta merusak lahan pertanian warga.
Pemkab mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem di Sumatera Barat diperkirakan berlangsung hingga 29 November 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa kondisi tersebut dipicu oleh bibit siklon tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di Selat Malaka bagian timur perairan Aceh.
Fenomena tersebut memicu pertemuan massa udara di wilayah Sumbar, ditambah Indeks Dipole Samudra Hindia (IOD) bernilai negatif yang meningkatkan suplai uap air dan kelembapan, sehingga menyebabkan atmosfer menjadi lebih labil. (rdr/ant)

















