“Bencana yang terus berulang menunjukkan perlunya pembenahan serius pada tata ruang, pengawasan pembangunan, hingga edukasi kebencanaan. Kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi kunci di tengah curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim,” ujarnya.
Braditi juga menyoroti urgensi peningkatan sistem peringatan dini. Informasi dari BMKG, katanya, harus disebarkan secara cepat dan menjangkau masyarakat hingga tingkat terbawah.
Peringatan dini berperan besar mengurangi risiko serta memandu pemerintah daerah dalam menyiapkan respons.
“Pemerintah harus lebih aware dan memperluas penyebaran peringatan dini BMKG. Ini penting untuk menekan dampak bencana. Kita berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pemerintah maupun masyarakat,” jelasnya.
DPP IKM turut menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban banjir bandang terbaru. Braditi menekankan bahwa kebersamaan adalah fondasi penting untuk melewati masa sulit.
“Kita hanya akan kuat bila melalui ujian ini bersama-sama. Hilangkan ego sektoral dan kepentingan pribadi dalam situasi genting seperti sekarang,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa solidaritas masyarakat Minang—baik di kampung halaman maupun rantau—merupakan kekuatan besar dalam proses pemulihan.
Karena itu, ia mengajak seluruh anggota IKM di mana pun berada untuk segera bergerak membantu sesuai kemampuan masing-masing.
Bagi Levi, sapaan akrabnya, bencana ini bukan sekadar dorongan untuk membantu korban, melainkan juga pengingat keras agar semua pihak berbenah.
“Sumbar dijuluki ‘Supermarket Bencana’, tetapi itu bukan alasan untuk pasrah. Justru harus semakin siap menghadapi ancaman alam yang bisa datang kapan saja,” tutupnya. (rdr)

















