AGAM, RADARSUMBAR.COM – Bencana galodo yang menghantam Jorong Toboh, Kenagarian Malalak Timur, Kabupaten Agam menyebabkan dua warga meninggal dunia dan satu orang masih hilang. Puluhan kepala keluarga saat ini mengungsi di sejumlah titik.
“Informasi sementara, ada dua warga kami meninggal dunia dan satu belum ditemukan,” kata Camat Malalak, Ulya Satar, saat dihubungi wartawan, Kamis (27/11/2025).
Ulya menjelaskan, kondisi di lapangan belum sepenuhnya dapat dipastikan karena situasi masih kacau dan akses menuju lokasi terputus.
“Informasi pasti belum kami peroleh, karena kami terkurung di Posko Pengungsian Campago,” ujarnya.
Galodo atau air bah yang membawa material lumpur pekat itu menghantam Jorong Toboh sekitar pukul 16.00 WIB, Rabu (26/11/2025).
Hantaman air menyapu banyak rumah warga, sehingga sebagian besar mengalami kerusakan berat. Sejauh ini dilaporkan sekitar 70 kepala keluarga mengungsi.
Informasi dari warga melalui Grup Malalak Membangun menyebutkan, terdapat empat titik pengungsian yaitu Masjid Nurul Falah Limo Badak, Masjid Nurul Sa’adah Jorong Saskand, Masjid Nurul Iman Jorong Bukik Malanca, dan SD 01 Campago.
Namun Camat menegaskan, akses menuju lokasi pengungsian seperti SD Campago belum dapat dilalui kendaraan roda empat.
“Saat ini sedang diusahakan goro jalan longsor dari Malalak Barat ke Malalak Utara, karena ada dua titik longsor yang menyebabkan kendaraan roda 4 tidak bisa masuk,” sebutnya.
Warga yang mengungsi sangat membutuhkan bantuan pangan, susu bayi, diapers, pembalut, makanan siap saji, selimut, serta pakaian layak. Di pengungsian juga terdapat banyak anak usia enam bulan ke atas.
Selain kebutuhan pangan dan pakaian, warga juga membutuhkan penerangan lantaran listrik di kawasan tersebut padam sejak Selasa.
Sebuah jembatan yang menghubungkan Malalak Barat dan Malalak Selatan dilaporkan hancur tersapu derasnya aliran sungai, membuat wilayah Malalak nyaris terisolasi. Jalur Malalak menuju Balingka di Kecamatan IV Koto juga terban pada Selasa (25/11/2025).
Satu-satunya akses yang masih bisa ditembus menuju Malalak adalah jalur Sicincin–Tandikek–Malalak, namun jaraknya cukup jauh sehingga menyulitkan tim dari Kabupaten Agam untuk mencapai lokasi.
Sementara itu, laporan lanjutan dari Sekretaris KAN Malalak Timur, Adrizal Dt. Machudum, menyebutkan bahwa kondisi wilayah hingga Kamis pagi masih sepenuhnya terisolasi akibat akses jalan yang terputus total.
“Kondisi daerah sampai pagi ini masih terisolasi. Warga yang mengungsi membutuhkan bahan makanan, selimut, dan obat-obatan,” ujar Adrizal.
Ia mengatakan, situasi semakin parah karena masih banyak warga yang terkurung di dalam rumah mereka yang kini dikelilingi lumpur tebal.
Upaya penyelamatan terkendala karena lokasi tidak bisa dijangkau secara manual oleh warga yang selamat “Diperkirakan masih ada korban yang tertimbun longsoran,” tambahnya.
Hingga kini, tim gabungan BPBD, TNI, Polri dan relawan terus berupaya menuju lokasi meski menghadapi hambatan akses dan cuaca.
Proses evakuasi, pencarian korban serta pembukaan jalur darurat masih berlangsung. Pemerintah daerah juga mengimbau warga tetap waspada mengingat curah hujan di kawasan Agam masih tinggi. (rdr)

















