“Teknologi yang dipilih merupakan teknologi yang mudah dioperasikan oleh masyarakat. Hal ini mendukung kemudahan transfer teknologi dari kampus ke masyarakat,” ujarnya.
Dengan memanfaatkan energi terbarukan, teknologi ini juga mendukung upaya adaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon, sekaligus membuka peluang peningkatan intensitas tanam serta optimalisasi lahan pertanian masyarakat.
Koordinator Pelaksana Rancang Bangun Teknologi Prototipe, Dendi Adi Saputra, menambahkan bahwa masyarakat di Nagari Tanjung Barulak kini sudah mampu memasang dan melepas pompa secara mandiri, melakukan pengecekan arus dan voltase, memantau putaran pompa secara real time, merawat panel surya, hingga mengelola instalasi pipa.
Dendi mengungkapkan, prototipe yang terpasang saat ini berupa pompa AC/DC 3.000 Watt dengan panel surya 550 Watt Peak (WP) sebanyak delapan unit yang mampu mengalirkan air sejauh 1,3 kilometer pada ketinggian 160 meter.
“Ke depan kami berharap masyarakat menjadi aktor utama dalam perawatan teknologi ini agar berkelanjutan dan memberikan dampak besar bagi sektor pertanian,” katanya. (rdr/ant)

















