Peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan ini berdampak pada meningkatnya peluang cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di Ranah Minang.
Jenis bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi antara lain banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, serta petir. Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan jalan raya menjadi licin dan berbahaya.
Mengingat situasi tersebut, BMKG Minangkabau mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Limapuluh Kota.
“Masyarakat diimbau untuk selalu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dengan mengenali titik-titik rawan bencana serta memperbarui informasi cuaca sebelum beraktivitas,” ujar Deddy Kurniawan. (rdr/ant)

















