“Dalam surat edaran nanti ada risk assessment mengenai apa saja yang harus dilakukan. Risiko daerah pantai tentu berbeda dengan daerah pegunungan, dan seterusnya,” jelasnya.
Sebelumnya, BMKG menyatakan Indonesia telah memasuki puncak musim hujan yang berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2026, dengan potensi peningkatan curah hujan tinggi serta ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan fase ini menjadi periode siaga bagi berbagai wilayah. Ia menjelaskan bahwa suhu muka laut yang lebih hangat dari rata-rata dan aktifnya monsun Asia menjadi pemicu utama tingginya intensitas hujan di Indonesia.
BMKG juga mengingatkan potensi terulangnya badai Seroja—yang pernah melanda Nusa Tenggara Timur pada April 2021—selama puncak musim hujan hingga triwulan pertama 2026. (rdr/ant)

















