Pertama, pemerintah daerah bersama petani akan berupaya meningkatkan kualitas dan produktivitas gambir agar lebih kompetitif di pasar global. Perbaikan kualitas dinilai menjadi kunci utama.
Kedua, Kabupaten Limapuluh Kota maupun Provinsi Sumbar dinilai perlu memiliki pabrik pengolahan gambir agar hilirisasi bisa dilakukan di dalam negeri, tidak lagi bergantung pada ekspor gambir mentah ke India. Langkah ini telah mendapat dukungan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat berkunjung ke Sumbar pada 16 September 2025. Dalam kunjungan itu, Mentan menyarankan agar pemerintah daerah segera mencari referensi pabrik pengolahan terbaik, termasuk ke China.
Safni mencontohkan, pengolahan manual satu kilogram daun gambir mentah hanya menghasilkan sekitar 0,8 ons ekstrak, sedangkan dengan peralatan modern hasilnya bisa mencapai dua ons.
“Ketiga, kita membutuhkan dana besar untuk mengumpulkan hasil tani masyarakat. Sebagai gambaran, hasil gambir di Limapuluh Kota saja mencapai 1.500 ton per bulan,” katanya. (rdr/ant)

















