Untuk Koperasi Perkebunan Sawit (KPS) Tompek Tapian Kandis, bantuan diberikan dalam dua tahap. Pada 2020 seluas 143,75 hektar dan pada 2022 seluas 145,30 hektar, dengan total nilai bantuan sekitar Rp7,95 miliar.
“Capaian di Agam ini bisa menjadi contoh bahwa dengan manajemen yang baik dan pendampingan yang berkelanjutan, program replanting dapat menjaga bahkan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tambah Mahyeldi.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sumbar menunjukkan, target replanting sawit rakyat di Sumbar pada tahun 2025 mencapai 5.400 hektar, yang tersebar di tujuh kabupaten: Dharmasraya (2.000 ha), Sijunjung (500 ha), Solok Selatan (500 ha), Pesisir Selatan (600 ha), Agam (500 ha), Pasaman (300 ha), dan Pasaman Barat (1.000 ha).
Bupati Agam Benni Warlis menyebut kegiatan panen perdana ini sebagai hasil nyata sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan petani.
“Inilah bukti bahwa kolaborasi dapat menghasilkan perubahan. Program ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tapi juga tentang keberlanjutan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Manager PT AMP Plantation, Mr. Low Kim Seng, yang menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung program pemerintah di sektor perkebunan.
“Kami siap mendukung program replanting, baik di area perusahaan maupun di lahan plasma milik masyarakat,” ucapnya. (rdr/adpsb/nov/bud)

















