Najib menekankan bahwa teknologi harus selalu menempatkan manusia sebagai pusat pemanfaatannya. “Teknologi bisa netral, namun penerapannya harus mengedepankan budaya, keadilan sosial, dan nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Ia mengakui AI menjadi dilema bagi orientasi berpikir, kreativitas, dan peran ilmuwan. Oleh karena itu, pemanfaatan AI harus memperkuat kemajuan ilmu pengetahuan tanpa menyingkirkan nilai-nilai etika akademik.
“Kemdiktisaintek akan terus memperkuat literasi digital dan integritas akademik untuk memastikan inovasi teknologi sejalan dengan nilai budaya dan kemanusiaan bangsa,” kata Najib. (rdr/ant)

















