Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag Sumbar sekaligus penggagas program, Abrar Munanda, menjelaskan filosofi di balik nama BERANI.
“Kami menamainya Benah Rumah, Bina Penghuni karena tidak sekadar memperbaiki bangunan, tapi juga membenahi kehidupan. Kata ‘benah’ kami pilih karena fleksibel — menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Tidak harus serba baru, yang penting ada perubahan dan keberkahan,” terangnya.
Program BERANI dijalankan dengan dana Rp20 juta per rumah, bersumber dari zakat ASN Kemenag melalui UPZ Kanwil bekerja sama dengan BAZNAS Provinsi Sumbar. Program ini juga membuka partisipasi publik dalam bentuk sumbangan, sekecil apa pun.
“Satu lembar seng bekas pun berarti. Ini gerakan gotong royong yang menumbuhkan kepedulian sosial,” ujar Abrar.
Hingga kini, Kemenag Sumbar telah memetakan 118 rumah di seluruh kabupaten/kota sebagai sasaran program BERANI. Setiap rumah akan menjadi pusat pembinaan keagamaan bagi sekitar 20 kepala keluarga (KK) di sekitarnya, sehingga lebih dari 3.600 KK akan diberdayakan.
Menutup kegiatan, Edison menegaskan bahwa kerja sosial ini merupakan bagian dari ibadah dan tanggung jawab spiritual ASN Kemenag.
“Kita bekerja bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Dengan kebersamaan, tidak ada yang berat. Semoga BERANI menjadi gerakan keberkahan bagi kita semua,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan cinta kemanusiaan, program BERANI menjadi langkah nyata Kemenag Sumbar dalam membumikan filantropi Islam, memperkuat moderasi beragama, dan membangun kesejahteraan umat dari rumah ke rumah. (rdr)

















