Makky menjelaskan, Unand menerapkan tiga skema pendanaan hilirisasi, yaitu kompetisi terbuka, penugasan langsung, dan condiment, yang disesuaikan dengan kebutuhan serta potensi mitra industri. Skema ini memberikan fleksibilitas bagi peneliti dan mitra untuk mempercepat proses hilirisasi produk inovatif.
Selain itu, Unand juga menggelar workshop pendapatan kerja sama yang berfokus pada peningkatan kapasitas institusi dalam mengelola dan mengoptimalkan potensi pendapatan melalui kolaborasi riset dengan industri, pemerintah, dan mitra global.
Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi dan mitra industri, sekaligus menjadi bentuk komitmen Unand untuk memperluas kemitraan strategis serta memperkuat posisi sebagai universitas unggul dalam tata kelola kerja sama dan hilirisasi riset di Indonesia.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Unand, Henmaidi, menegaskan bahwa hilirisasi bukan semata-mata soal komersialisasi, tetapi juga membangun sistem berkelanjutan agar hasil riset memberi manfaat ekonomi dan sosial.
“Pendekatan kolaboratif yang dijalankan Direktorat Kerja Sama dan Hilirisasi Riset memastikan setiap kerja sama berdampak langsung bagi pengembangan universitas dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (rdr/ant)

















