Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hingga minggu keempat Oktober 2025, 225 kabupaten/kota mengalami penurunan harga beras—naik 25,69 persen dibanding minggu pertama Oktober. Dari total 38 provinsi, 33 provinsi mencatatkan penurunan harga beras, dengan Papua Selatan mencatat depresiasi tertinggi sebesar 1,56 persen.
Secara nasional, harga beras medium turun 1,65 persen, sementara beras premium turun 0,69 persen dibanding September 2025.
Satgas Pengendalian Harga Beras dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Bapanas Nomor 375 Tahun 2025 pada 20 Oktober 2025. Satgas ini beranggotakan unsur pengarah hingga pelaksana di 38 provinsi, dan setiap daerah akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polri.
Selain itu, pemerintah melalui Perum Bulog terus mengoptimalkan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna menekan harga di tingkat konsumen, terutama untuk beras medium yang menjadi pilihan utama masyarakat menengah ke bawah.
Hingga 30 Oktober 2025, realisasi penjualan beras SPHP mencapai 564,6 ribu ton, sementara stok beras Bulog masih kuat di angka 3,91 juta ton. Dari jumlah itu, 3,75 juta ton merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sisanya stok komersial.
Sepanjang 2025, Bapanas telah menugaskan Bulog menyalurkan CBP melalui berbagai program seperti operasi pasar, bantuan pangan beras, dan bantuan bencana/darurat. Hingga akhir Oktober, 1,004 juta ton CBP telah tersalurkan ke masyarakat dan akan terus ditingkatkan hingga akhir tahun. (rdr/ant)

















