Namun, Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada Whoosh, tetapi juga melakukan perbaikan menyeluruh terhadap sistem transportasi nasional.
“Mulai dari kereta non-cepat, bus, kapal, semuanya sedang coba kita benahi,” tambahnya.
Proyek KCJB Whoosh menjadi sorotan publik lantaran beban utangnya mencapai sekitar Rp116 triliun.
Menkeu Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan APBN untuk menanggung utang tersebut karena statusnya merupakan tanggungan BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Sementara itu, Chief of Development (COD) Danantara sekaligus Kepala Badan Pengaturan BUMN, Dony Oskaria, mengatakan negosiasi restrukturisasi utang dengan Pemerintah China dan mitra konsorsium masih terus berlangsung.
“Negosiasi terus berjalan. Kami akan berangkat lagi ke China untuk membahas jangka waktu pinjaman, suku bunga, serta opsi mata uang yang akan digunakan,” kata Dony di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 23 Oktober 2025. (rdr/ant)

















