Sedangkan kanker payudara ganas biasanya berawal dari saluran susu atau kelenjar penghasil susu.
Ia menambahkan, beberapa faktor risiko seperti usia di atas 50 tahun dan riwayat keluarga dengan kanker payudara memang tidak dapat diubah. Namun, gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan risiko, seperti menjaga berat badan ideal, aktif bergerak, membatasi konsumsi alkohol, dan menyusui bagi wanita.
“Deteksi dini adalah kunci utama. Tidak semua benjolan adalah kanker, tapi setiap benjolan harus diperiksa,” tegasnya.
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) setiap bulan, SADANIS (pemeriksaan payudara klinis), serta pemeriksaan pencitraan seperti USG atau mammografi. Untuk memastikan diagnosis, dilakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan.
“Wanita disarankan mulai membiasakan SADARI sejak usia 20 tahun, sedangkan pemeriksaan klinis dan mammografi rutin sebaiknya dimulai usia 40 tahun ke atas atau lebih awal bagi yang berisiko tinggi,” tutup dr. Feyona. (rdr/ant)

















