Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ade Putra, membenarkan bahwa sebagian warga Koto Tinggi mulai memanfaatkan spanduk bergambar harimau sebagai upaya kearifan lokal dalam mengendalikan hama.
“Informasi dari masyarakat, setelah dipasang spanduk bergambar harimau, monyet dan beruk tidak berani turun untuk memakan hasil kebun,” ujarnya.
Ia menyebut langkah itu sebagai inovasi menarik masyarakat yang layak diuji lebih lanjut untuk melihat efektivitasnya secara ilmiah.
Sebelumnya, BKSDA Sumbar juga tengah menangani konflik antara harimau sumatera dan manusia di wilayah Koto Tinggi sejak Selasa (7/10). Petugas bersama Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin serta mahasiswa kehutanan Universitas Riau melakukan pemantauan menggunakan drone termal, kamera jebak, dan patroli lapangan.
“Penanganan konflik masih berlanjut hingga Minggu (26/10). Saat patroli, kami menemukan warga yang memasang spanduk bergambar harimau di kebunnya,” jelas Ade. (rdr/ant)

















