Sementara itu, teknologi 5G berkembang lebih bertahap dan strategis. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencatat ketersediaan tertinggi di angka 17 persen, berkat fokus penggelaran di kawasan pariwisata dan bisnis.
Meskipun pertumbuhan 5G masih terbatas, pendekatan ini dianggap realistis: memastikan kesiapan spektrum, efisiensi biaya, dan keberlanjutan infrastruktur sebelum memperluas cakupan nasional.
Kebijakan Digital sebagai Pilar Pembangunan Nasional
Dalam satu tahun terakhir, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperkuat kolaborasi dengan operator seluler, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah untuk mempercepat transformasi digital.
Melalui Peta Jalan Indonesia Digital 2021–2024 dan inisiatif baru yang diintegrasikan dengan Asta Cita 2045, pemerintah menegaskan bahwa infrastruktur digital adalah fondasi kemajuan ekonomi nasional.
Pertumbuhan konektivitas ini juga menopang target ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai USD2,8 triliun pada 2040.
Dengan konektivitas yang lebih merata, pelaku UMKM kini lebih mudah menjangkau pasar global, petani dapat mengakses informasi harga langsung saat ini (real time), dan masyarakat di daerah terpencil bisa menikmati layanan kesehatan digital.
Dari Infrastruktur ke Keadilan Digital
Satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi penanda bahwa transformasi digital Indonesia bukan lagi wacana, tetapi kenyataan yang mulai dirasakan masyarakat luas.
Di pelosok Banyuwangi, Jawa Timur, jaringan baru membuka peluang usaha rumahan berbasis daring. Di Halmahera, nelayan memanfaatkan sinyal stabil untuk menjual hasil laut ke luar daerah. Di Papua, siswa sekolah dasar belajar coding melalui program konektivitas desa digital.
“Cita-cita kami jelas,” ujar Meutya Hafid.
“Tidak ada satu pun warga Indonesia yang tertinggal dalam arus digitalisasi. Kesenjangan digital harus ditutup bukan hanya dengan jaringan, tapi juga dengan pengetahuan dan kesempatan.”
Dalam setahun, denyut digital Indonesia semakin kuat. Pemerintah, operator, dan masyarakat kini bergerak dalam irama yang sama, yakni menenun jaringan, bukan hanya kabel dan sinyal, tetapi jembatan menuju masa depan yang inklusif, berdaulat, dan terkoneksi untuk semua. (rdr)

















