LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menurunkan tim untuk menangani konflik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang muncul di Koto Tinggi, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (20/10).
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Senin, mengatakan BKSDA Sumbar menurunkan petugas BKSDA beserta Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin dan mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI).
“Petugas yang kita turunkan ini usai melakukan penanganan konflik satwa jenis harimau di Koto Rantang, Kecamatan Palupuh,” katanya.
Ia mengatakan penanganan konflik tersebut usai mendapatkan laporan dari pemerintah nagari setempat terkait warga atas nama Abdul Mutalib (60) beserta Indra (56) melihat jejak kaki harimau di jalan menuju kebunya, Sabtu (18/10) pagi.
Mendapatkan laporan itu, BKSDA Sumbar menurunkan tim untuk verifikasi laporan sembari melihat hasil kamera treap atau jebak.
Setelah itu memantau keberadaan satwa menggunakan drone termal di lokasi kemunculan satwa.
“Kita melakukan penanganan konflik ini tiga hari kedepan,” katanya.
Sebelumnya BKSDA Sumbar juga menurunkan tim untuk verifikasi lapangan dan memasang kamera jebak pada Selasa (7/10).

















