“Selamat kepada anak-anak yang menjadi juara. Namun bagi yang belum menang, kami tetap bangga. Tidak semua orang bisa malingka carano, tapi kalian membuktikan kemampuan itu. Itu sangat luar biasa,” ujar Yota Balad.
Tradisi Malingka Carano jo Arai Pinang bukan sekadar seremonial. Carano melambangkan “baso jo basi” (tata krama dan kesantunan), sementara prosesi malingkanya mengajarkan nilai kerapian, kehalusan budi, serta penghormatan terhadap adat dan tamu.
“Semua ini mencerminkan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” tutup Yota. (rdr/rudi)

















