“Pemantauan dilakukan secara intensif dengan patroli dan bantuan drone. Jika memungkinkan, anak harimau akan dikembalikan ke lokasi induknya secara alami,” jelas Ade.
Namun jika metode ini tidak berhasil, BKSDA membuka opsi evakuasi menggunakan kandang jebak atau bius tembak untuk mengamankan satwa.
“Kami harap bisa mengembalikan anak harimau ke induknya. Jika tidak berhasil, maka evakuasi akan dilakukan agar keselamatan harimau dan masyarakat tetap terjaga,” ujarnya.
Sebelumnya, harimau tersebut sempat terekam kamera CCTV BRIN pada sejumlah titik, termasuk saat mengelilingi gedung hingga ke bagian belakang kantor.
BKSDA menduga individu ini sama dengan yang terlihat beberapa hari sebelumnya di jalan lintas Sumatera Bukittinggi–Medan, Minggu (12/10) dini hari.
Upaya penyelamatan melibatkan tim gabungan dari BKSDA Sumbar, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari), Centre for Orangutan Protection (COP), serta mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Riau (UNRI). (rdr/ant)

















