Ia menambahkan, kerusakan biasanya terjadi pada suku cadang. Namun, perbaikan dilakukan secara mandiri oleh teknisi internal di bengkel pabrik. Bila ada komponen yang tidak bisa diperbaiki di lokasi, perusahaan akan mengirimkannya ke luar daerah.
“Teknisi kami berjumlah 46 orang. Sebagian besar adalah warga lokal yang bekerja secara turun-temurun, jadi sangat paham kondisi mesin dan penanganannya,” kata Ridwan.
Sejak 2012, PTPN IV juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Batu Ampar, Kecamatan Kayu Aro Barat, untuk mendukung kebutuhan listrik pabrik. PLTMH tersebut menghasilkan daya hingga 970 kilowatt (kW) dan sepenuhnya digunakan untuk operasional pabrik, sedangkan listrik dari PLN hanya menjadi cadangan.
“Listrik utama dari PLTMH milik sendiri, sedangkan listrik PLN hanya untuk backup,” tutup Ridwan. (rdr/ant)

















