Suhu panas ini berisiko menyebabkan kekeringan, dehidrasi, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di daerah-daerah rawan.
BMKG juga mengamati adanya sirkulasi siklonik di wilayah Laut China Selatan, Laut Andaman, dan Samudra Hindia barat Sumatera, yang membentuk daerah konvergensi di beberapa wilayah seperti Jambi-Riau, Jawa Tengah-Jawa Barat, Sulawesi Selatan, hingga Papua.
Kondisi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan cuaca ekstrem di wilayah-wilayah tersebut.
“Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan karhutla, serta memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG,” ujar Sastia. (rdr/ant)

















